{getToc} $title={Daftar Isi}
Lari merupakan salah satu olahraga paling mudah dan efektif untuk menurunkan berat badan. Namun, jika kamu ingin hasil pembakaran lemak yang maksimal, cobalah teknik lari interval. Metode ini terbukti ampuh meningkatkan metabolisme, membakar lebih banyak kalori, dan mempercepat pembentukan otot tanpa perlu waktu lama di lintasan.
Apa Itu Lari Interval?
Lari interval adalah kombinasi antara lari cepat (sprint) dan lari lambat atau jalan sebagai waktu pemulihan. Teknik ini termasuk dalam jenis latihan High-Intensity Interval Training (HIIT) yang berfokus pada pengeluaran energi dalam waktu singkat namun intens.
Misalnya, kamu bisa berlari cepat selama 30 detik, lalu berjalan selama 1 menit. Ulangi siklus ini selama 20–30 menit. Teknik ini membakar lemak hingga berjam-jam setelah latihan, bahkan saat kamu sedang beristirahat.
Manfaat Lari Interval untuk Pembakaran Lemak
Salah satu alasan teknik ini digemari oleh pelaku diet adalah efisiensi waktunya. Dibandingkan jogging biasa, lari interval membakar lebih banyak lemak dan kalori. Menurut Hello Sehat, latihan HIIT seperti ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan memperbaiki komposisi tubuh.
Selain itu, tubuhmu akan mengalami efek afterburn, di mana kalori terus terbakar setelah olahraga selesai. Ini tentu sangat membantu kamu yang sedang menerapkan pola makan rendah kalori.
Cara Melakukan Teknik Lari Interval yang Efektif
Untuk mendapatkan manfaat optimal dari lari interval, kamu perlu memahami cara penerapannya yang tepat:
Pemanasan
Lakukan pemanasan selama 5–10 menit dengan berjalan atau jogging ringan. Tujuannya agar otot tidak kaget dan menghindari cedera.
Tentukan Rasio Waktu Sprint dan Pemulihan
Contoh rasio umum: 30 detik lari cepat, 1 menit jalan kaki. Ulangi siklus ini 6–10 kali tergantung level kebugaranmu.
Jaga Postur Tubuh
Pastikan postur tubuh tegak, pandangan lurus ke depan, dan ayunan tangan seirama. Teknik yang tepat mengurangi risiko cedera dan meningkatkan efisiensi pembakaran lemak.
Pendinginan
Setelah selesai, akhiri dengan jalan santai atau peregangan ringan selama 5–10 menit agar detak jantung kembali normal.
Kapan Waktu Terbaik Melakukan Lari Interval?
Lari interval bisa dilakukan kapan saja, namun pagi hari saat perut kosong dapat mempercepat pembakaran lemak. Jika kamu sedang menjalankan program diet ketat, hindari melakukannya terlalu malam karena dapat mengganggu kualitas tidur.
Makanan Pendukung Setelah Lari Interval
Setelah berolahraga, tubuh butuh nutrisi untuk pemulihan. Konsumsi makanan tinggi protein seperti dada ayam, telur rebus, atau hindari makanan berlemak dan tinggi gula agar hasil latihan tidak sia-sia.
Baca Juga: Perbedaan Diet Kalori vs Diet Keto dan 13 Camilan Rendah Kalori untuk Diet IF
Tips Agar Konsisten dengan Latihan Lari Interval
Konsistensi adalah kunci. Lakukan 2–3 kali seminggu dan variasikan intensitas serta durasi agar tubuh tidak cepat beradaptasi. Kamu juga bisa menggabungkannya dengan olahraga lain seperti bersepeda atau latihan beban ringan.
Jika kamu butuh tambahan pembakar lemak alami, pertimbangkan konsumsi obat pelangsing BPOM yang aman sebagai pendukung diet dan latihanmu.
Studi dan Referensi Pendukung
Studi dari Alodokter menyebutkan bahwa lari interval dapat meningkatkan VO2 max dan membantu menurunkan kadar lemak viseral. Selain itu, teknik ini juga menurunkan kadar kortisol, hormon penyebab lemak di perut.
Kesimpulan
Lari interval adalah solusi efektif bagi kamu yang ingin membakar lemak tanpa harus berjam-jam di gym. Dengan teknik yang tepat dan pola makan seimbang, kamu bisa mendapatkan tubuh ideal dengan waktu lebih efisien.
FAQ
Apakah lari interval cocok untuk pemula?
Ya, asal dimulai dari intensitas ringan. Sesuaikan kecepatan dan durasi dengan kondisi tubuh.
Berapa kali sebaiknya lari interval dilakukan dalam seminggu?
Idealnya 2–3 kali per minggu agar tubuh sempat pulih dan tidak overtraining.
Apakah perlu alat khusus untuk lari interval?
Tidak, kamu hanya butuh sepatu lari yang nyaman dan area terbuka seperti lapangan atau trotoar.